Banjarmasin, BARITO – Pembelajaran dengan sistem daring di sekolah yang dilaksanakan terus menerus akan berdampak pada psikologis dan karakter siswa pelajar.
Namun apa boleh buat, belajar online harus dilaksanakan sebagai upaya pemerintah untuk menekan angka penularan kasus covid-19.
Menurut pakar pendidikan yang juga Dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uniska, DR Jarkawi, saat ini memang sedang terjadi dilema yakni belajar tatap muka dan belajar daring.
Membahas belajar tatap muka saat ini dianggap akan beresiko terjadinya penularan.
Namun sebenarnya, belajar tatap muka bagian terpenting dalam proses ajar-mengajar. Itu karena siswa dapat langsung berinteraksi dan mudah menangkap materi yang di ajarkan.
Kemudian, siswa juga mudah untuk berinterksi bersama teman sekolahnya.
Dengan banyak interaksi, maka akan meningkatkan inisiatif sosial dan juga dapat menumbuhkan kekekreatifan siswa itu sendiri.
“Bila belajar daring berlangsung lama, maka akan terjadi rendahnya intra sosial pelajar. Pelajar juga berisiko akan menjadi orang yang apatis acuh terhadap lingkungan sosial,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto menyatakan, belajar daring dan belajar tatap muka diukur dari keefektifannya. Totok belum berani menyatakan resiko tentang bila PTM tidak dilaksanakan dan menunggu pandemi berakhir.
Namun ia lebih memilih menilai belajar tatap muka lebih efektif ketimbang daring.
“Bila PTM tentu yang paling efektif ketimbang daring. Kami berharap pelaksanaan PTM bisa dilaksanakan dan saat ini kami telah menyusun persiapannya,” katanya.